Cerpen Keluarga: Tapak Cupu Manik

Cerpen keluarga dalam website tolongtangtugas saat ini bertema kolosal. Cerpen ini mengisahkan seorang murid yang jumawa akan ilmu kanuragan miliknya, hingga ia berani melawan sang guru. Cerpen keluarga pada postingan kali ini berjudul Tapak Cupu Manik. Seperti apa cerita lengkap cerpennya? yuk simak selengkapnya di bawah ini.

Tapak Cupu Manik

Cerpen Keluarga: Tapak Cupu Manik
tolongtangtugas.web.id

Jurus Halimba Kusuma mejadi andalan seorang pendekar di tanah Randu Panda. "Siiiiatt," sekali pukul para lawan akan terpental jauh, tergeletak tak berdaya. Jurus ini memang terkenal ampuh untukmerobohkan lawan. Pemiliknya pun akan menjadi penguasa jagat persilatan.


Joko penali adalah pendekar yang terkenal sakti. Dialah pemilik Jurus halimba kusuma. Jurus yang tersohor di daerah Randu Panda. Joko Penali menjadi satu-satunya pendekar penguasa di tanah Randu setelah mengalahkan gurunya sendiri, Ki Jagad Moyo, dalam sebuah pertarungan sengit 1 hari 1 malam.

"Keluar kau Ki tua bangka, hadapi aku." Teriak Joko Penali.

Teriakan Joko Penali tidak digubris oleh sang guru. Kia Jagad Moyo lebih memilih diam dari pada harus berhadapan dengan muridnya sendiri. Namun, ia memiliki rasa bersalah karena telah menurunkan semua ilmunya pada Penali.

"Apa kau sengaja tidak menjawabku, haah?" pungkas Penali.

"Ada apa kakang Penali, Apa yang hendak kau pinta dari guru?" kata seorang murid Jagad Moyo yang alim.

"Minggir kau anak kecil. Aku mau menantang gurumu duel denganku. Hahaha ... Keluar kau Ki Jagad Moyo, hadapi aku." Penali berteriak lagi.

Joko Penali sangat angkara akan kanuragan. Ia berambisi menjadi penguasa jagad persilatan. Sudah tak ada lagi rasa hormat pada gurunya. Baginya yang terpenting adalah menjadi raja di raja.

"Kakang Penali, apa tidak lebih baik kakang bersikap baik pada guru. Ia adalah guru kita kan?" sambung murid alim Ki Jagad Moyo.

"Aaaach, minggir. Jangan halangi aku, atau kau pun akan kulenyapkan." jawab Penali.

"Tidak, aku akan melindungi guru. Guru sedang sakit. Jika kakang ingin berduel, hadapi saja aku." Ajak si murid alim.

"Banyak omong, kurang ajar kau bocah. Hiiiaaaat!" penali menghunus pedangnya.

Pertempuran keduanya pun terjadi. Murid Jagad Moyo yang alim sementara masih bisa mengimbangi Joko Penali. Ia mengambil sebilah tongkat sebagai senjatan. 

"Ting, ting, ting," bunyi kedua senjata mereka berbenturan. 

Pertarungan itu memang tidak imbang. Penali saat itu sudah berusia cukup matang. Ia lebih berpengalaman dalam kanuragan ketimbang si murid muda. Usia Penali 30 tahun, sedangkan murid alim itu masih 20 tahun.

Pertempuran terus terjadi. Adu kanuragan terus berkecamuk. Kilat menyambar dimana-mana. Tanah bergetar. Keduanya memiliki kekuatan yang besar. Namun, Penali mulai menemukan kelemahan anak muda itu. Ia menemukan celah menjatuhkannya.

"Kau lumayan juga anak kecil. Ki tua itu rupanya mendidikmu menajdi pendekar hebat. Tapi, ilmumu belum cukup menandingiku. Heeeaaaaaaaa!" ucap Penali.

Dengan semua ilmu dan kanuragan yang dimiliki, Penali memang unggul dengan jurus halimba kusumanya. Ia pun mengeluarkan jurus itu untuk menjatuhkan anak muda yang dihadapinya. 

"Siiaaat, musnah kau anak muda,!" Penali sesumbar.

Murid alim terkejut melihat jurus kakang seperguruannya. Sebelumnya, ia tidak pernah melihat jurus macam itu. Murid Jagad Moyo yang alim agak bingung, bagaimana cara menangkal jurus Penali. Ia memutuskan menggunakan ajian Selimut Gandreng pemberian Ki Jagad Moyo untuk menangkal jurus Joko Penali.

"Hiiiaaaaaat,!" si murid alim mantap dengan ajiannya miliknya.

"Duor, duor, duor." Kedua juruspun betemu. Saat itu tubuh keduanya meyala-nyala. mirip kilatan petir di malam hari.

"Breeeg." Tubuh Anak muda tergeletak tak berdaya. Ajian Selimut Gandreng tak mampu menghalau Halimba Kusuma milik Joko Penali.

Puas menjatuhkan lawannya. Hasrat Penali terpenuhi. Keinginan bertemu sang guru hilang. Semua keinginan melawan sang guru tersalurkan pada pemuda 20 tahun itu. Ia pergi entah kemana, meluapakan rasa puas telah menjatuhkan seorang pendekar muda.

Disaat anak muda alim terluka parah, sekarat. Hal yang luar biasa terjadi. Suatu keajaiban muncul di saat pemuda 20 tahun itu menjelang ajalnya. Batin sang guru tersambung dengan sang pemuda. Di alam kebatinan, sang guru menghampiri murid alim kemudian menurunkan ajian pamungkas penangkal jurus Halimba Kusuma milik Joko Penali.

Di alam yang tak kasat mata, sang guru berpesan pada sang pemuda. 

"Muridku, aku akan menurunkan ajian pamungkas penangkal jurus halimba kusuma. Kau harus menghentikan muridku yang durhaka itu. Aku percayakan masa depan jagad persilatan di tanah Randu Panda padamu. Persiapkanlah dirimu.!" wedar Ki Jagad Moyo.

Tubuh murid alim pun bergetar di alam nyata. Tubuhnya bersinar dan diikuti bunyi 'weeng uweng uweng uweng'. Luka pemuda alim mulai tertutup dengan sendirinya. Tak alama kemudian, pemuda alim bangkit dari pingsannya, akibat jurus halimba kusuma.

Ia bergegas menghampiri sang guru di dalam rumahnya. Betapa terkejutnya ia, saat mendapati guru kanuragannya sudah tidak bernyawa. Sang guru mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan dirinya dalam sekarat tadi. Ia sangat bersedih. Namun, pesan sang guru di alam kebatinan sebelumnya masih dia ingat betul. Dia memiliki tugas yang harus segera diselesaikan, menghentikan kezaliman kakang sperguruannya.

Waktu pun berlalu. Pemuda alim kini berusia 30 tahun. Dia sudah sangat matang dengan ilmu dan kanuragan miliknya. Saatnya sudah tiba. Ia harus menjalankan perintah sang guru untuk menghentikan Joko Penali. Perjalananpun dimulai.

Joko Agung, begitulah nama pemuda alim itu, mulai berkelana di tanah Randu panda. Ia banyak menolong warga-warga kampung yang ditindas para bandit. Namanya dikenal banyak orang karenanya. 

"Terima kasih pemuda. Siapakah namamu?" tanya seorang warga.

"Sama-sama, ki sanak. Namaku Joko Agung, murid mendiang Ki Jagad Moyo." Jawab Joko Agung pada seorang warga yang ditolongnya.

"Mapirlah sebentar di warung kecil bapak. Barang kali kamu lapar. Anggap saja ini balas budi bapak karena kamu telah menolong bapak dari bandit tadi." Tambah warga yang ditolongnya.

"Baiklah, jika bapak memaksa." Jawab Agung.

Tak kuasa dengan ajakan si bapak pemilik warung, Joko Agung pun beristirahat di warung kecil milik warga tersebut. Dia begitu dikasihi oleh warga karena sifatnya yang penolong.

Sampai suatu hari, namanya sampai di telinga Joko Penali. Penali antusias pada nama Joko Agung. Kabar yang Penali tangkap, Joko Agung adalah pemuda yang hebat dan memiliki kanuragan yang mumpuni.

Watak penali yang selalu ingin menjadi raja di raja membuatnya sangat ingin bertemu Joko Agung. Hingga saat nama Agung sampai di telinganya, setidaknya sudah ada 100 pendekar yang sudah ia taklukkan untuk menajdi penguasa jagad persilatan di Randu Panda. Tak ada kompromi, karena pendekar yang hebat hanyalah dirinya seorang. Penali membunuh semua lawan-lawannya agar menjadi pendekar Nomor 1.

Sifat Penali yang buta kekuasaan dan keinginannya bertemu Joko Agung, semakin mempermudah Agung bertemu dan menghentikan keangkaraan Penali. Agung tak perlu susah payah mencari Penali karena Penali sendiri juga sedang mencarinya untuk mengadu kanuragan.

Kamis weton pun tiba. Hari dimana Joko Penali dan Joko Agung bertempur. Keduanya bertemu dan mengadu ilmu kanuragan. Penali berjuang demi ke-akuan sebagai pendekar nomor 1 di Randu Panda, sedangkan Joko Agung bertarung demi menjalankan titah sang guru untuk menghentikan keangkaraan Joko Penali.

"Jiiiaaaaaat, hiaak, hiaak, hiaak." Keduanya mulai bertempur. Pertempuran meraka kali ini nampaknya memang imbang betul. Joko Penali mengandalkan Jurus halimba kusuma, di sisi lain Joko Agung mengeluarkan jurus baru yang diturunkan gurunya saat ia sekarat dulu. Jurus itu bernama Tapak Cupu Manik.

Pertempuran keduanya begitu sengit. Keduanya sama-sama belum mengeluarkan jurus andalannya. Setelah kedua pendekar cukup bermain-main pedang, mereka mengelaurkan jurus andalan masing-masing.

"Matilah kau pendekar, jurus halimba kusuma, hiaaaaaaat!" penali berteriak lantang.

"Jurus tapak cupu manik, hiaaaaaat!" Joko Agung membalas.

Seperti petempuran keduanya dulu. Tubuh meraka meyala-nyala. Namun, kali ini kekuatan keduanya lebih besar. Di tangan mereka keluar cahaya bak petir yang saling dibenturkan.

"Duuuuoooooorrrrrr." cahaya mirip petir dari tangan meraka meledak.

"Wing-Uwing-Uwing-Uwing," cahaya itu bersuara.

Ahirnya, Joko Agung berteriak. "Heeeeaaaaaaaaaaaaaa ...!!!!." 

Cahaya ditangan Joko Agung membesar dan menghantam tubuh Joko Penali. "Duuuuuooooooorrrrr, duuuuuuuooooor, duuuooooor." 

Joko Penali pun terpental jauh ke belakang. Tubuhnya hangus terbakar terkena ajian tapak cupu manik. Joko Agung berhasil menang dalam pertempuran. Ia berhasil menjalankan titah terakhir gurunya.

Di tengah sekaratnya, Joko Penali berkata pelan. "sssii, siiapa sebenarnya kau pendekar?"

"Aku adalah adalah adik seperguruanmu. Aku murid Ki Jagad Moyo. Akulah anak yang dulu hampir mati karena ajian halimba kusuma." Jawab Joko Agung.

Di ujung sekaratnya, Joko Penali meminta maaf pada Joko Agung dan gurunya, walau ia tidak tahu bahwa gurunya sudah tiada. Ia sadar telah memilih jalan yang salah dengan ilmu dan kanuragan yang dimilikinya.

SEKIAN


Jika kalian ingin membaca cerpen lainnya dalam website tolongtangtugas, silahkan kalian membacanya dengan meng-klik judul cerpennya di bawah ini;

Semoga menghibur...!

Berlangganan update artikel terbaru via email:

2 Komentar untuk "Cerpen Keluarga: Tapak Cupu Manik"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel