Cerita Fabel Tentang Kerukunan Bertetangga Oleh Kak Rasyid

Tolongtangtugas - Hai sahabat baca di rumah, Hallo adik-adik di sana, Bagaimana kabar kalian, Sehat, kan? Syukurlah. Pada kesempatan kali ini, kak Rasyid akan menulis Cerita Fabel Tentang Kerukunan Bertetangga. Buat apa kak, nulis cerita fabel ini?

Tujuan kak Rasyid membuat Cerita Fabel Kerukunan bertetangga adalah sebagai media belajar kita bersama mengenai pentingnya hidup rukun dalam bertetangga.

Kita tidak mau, kan? Kalau suatu saat kita hidup sendirian, tak punya teman sama sekali. Nah, ayo kita belajar kerukunan dari cerita fabel kak Rasyid di bawah ini.

Akibat Suka Marah

Uki adalah seekor tupai yang baik hati. Dia ini sering membantu hewan-hewan lain di sekitar rumahnya. Jono si kancil, Juno si rubah dan masih banyak lagi yang mengenal kebaikannya.

Cerita Fabel tentang Kerukunan
Cerita Fabel Tentang Kerukunan by tolongtangtugas

Diantara para binatang yang juga mengenal Uki adalah Dini. Dini adalah merak yang berbulu cantik. Bulu yang dimiliki Dini bahkan terkenal juga di kalangan hewan-hewan di kampungnya.

Baca Juga : Cerita Fabel Tupai dan Kura-Kura

Selain itu, disamping ketenaran tentang bulunya, ia juga dikenal sebagai merak yang tempramen (Suka Marah). Jika ada masalah sedikit saja, dia langsung marah pada hewan di dekatnya.

Suatu ketika, Dini bermain di kebun dekat kampung ia tinggal. Banyak hewan lain yang suka bermain di kebun itu pula, termasuk Uki si tupai dan kawan-kawannya.

Saat itu tanpa sengaja seekor anak kelinci bermain di depan Dini yang duduk-duduk santai. Si anak kelinci begitu girangnya bercada dengan teman-temannya. Dini yang merasa terganggu pada anak kelinci itu memarahinya.

"Hei, kamu anak kelinci. Sana pergi, mengganggu saja kerjaanmu. Sana pergi!" Dini memarahi anak kelinci dan temannya tadi dengan suara keras.

Anak kelinci dan temannya itu pun lari ketakutan mendengar suara nyaring Dini. Mereka pulang, takut dimarahi si merak yang pemarah.

Begitulah watak si merak. Dia tidak suka kalau dirinya didekati hewan lain.

Uki si tupai dan sahabat yang bermain dengannya di taman melihat tingkah Dini yang membentak anak kelinci tadi. Mereka pun menasehati merak yang pemarah itu.

"Hai,merak. Kenapa kamu marah-marah pada anak kelinci tadi?" Tanya Uki pada Dini.

"Memangnya kenapa? Kamu tidak terima, ya?" Saut Dini.

"Bukan begitu, meraka kan hanya anak-anak. Tidak baik memarahi anak kecil begitu" Lanjut Uki.

"Alah, kamu jangan mengguruiku. Sudah sana pergi. Ganggu waktuku saja.!" Balas si merak mengusir Uki.

**

Waktu pun berlalu. Kehidupan hewan di kampung Randu tempat Uki, Dini, Juno dan Jono berjalan seperti biasa. Semua hewan tak ada yang berubah, termasuk Dini yang tetap pemarah.

Sampai suatu saat, Uki Jojo dan Juno mengadakan acara makan di halaman rumah mereka. Kebetulan, rumah tiga sahabat itu memang berdekatan. Mereka bermaksud mengundang para tentangganya makan-makan di sana.

Acara makanpun dimulai. Banyak tetangga yang datang menghadiri undangan Uki dan kawan-kawan. Suasana disana tampak meriah dan ramai.

Rumah Dini yang juga berdekatan dengan rumah Uki mendengar kemeriahan itu. Dini sebetulnya juga diundang oleh Uki, namun ia tidak datang. Dini malas berkumpul dengan para tentangganya.

Dalam keadaan yang ramai dan suasana yang meriah pada acara makan-makan Uki, Dini si merak terganggu. Dia pun menghampiri tempat acara makan tersebut.

"Hei, kalian, bubar-bubar. Acara apa ini. Saya tidak bisa tanang kalau kalian ramai-ramai di sini!" Ucap Dini sambil marah-marah pada semua hewan.

Salah satu hewan di sana menjawab : "Hei, Dini. Kamu kenapa marah-marah di sini. Ini kan acara syukurannya Uki?"

"Pokoknya aku tidak suka kalian berada di sini. Kalian membuatku tidak nyaman. Sudah, bubar sana. Lain kali kalau mau membuat acara seperti ini, jauh-jauh dari rumahku" Jawab si merak.

Tatangga Uki yang suka marah-marah itu pun membuat tamu Uki tidak betah. Para tamu pun mulai berangsur pulang. Acara makan di halaman rumah Uki berjalan kurang baik akibat seekor merak yang pemarah.

**

Selepas kejadian makan di rumah Uki, semua hewan di kampung Randu tidak suka pada Dini si merak. Merak betina itu pun kini tak ada yang peduli. Para hewan di sana tidak menyukai perangainya.

Si merak mulai merasakan kesendirian. Ia mulai merasa membutuhkan seorang teman. Dia sadar tetangga yang dulu dimarahinya begitu berarti saat ia membutuhkan pertolongan.

Namun, semua sudah terlanjur. Semua hewan sudah tidak suka padanya. Alhasil, si merak yang suka marah harus belajar sabar dan merubah dirinya. Dia harus merubah sifat tempramen yang dipunyai agar kembali bisa diterima di tengah kampung Randu.

Pesan Moral : Jadilah manusia yang bisa menghargai agar bisa hidup berdampingan.

*Tamat*

Sekian dulu cerita fabel kak Rasyid kali ini. Jangan lupa ingatlah pelajaran moral/amanat dalam Cerita Fabel Tentang Kerukunan Bertetangga di atas. Semoga kita senantiasa bisa menjadi pribadi yang baik.

Terakhir, bagi ayah dan bunda di rumah, silahkan baca ulasan sabun bening PT. ANI sebagai peluang usaha bagi keluarga. Atau bisa juga lanjut membaca Fabel Tentang Kejujuran yang sudah kak Rasyid buat untuk buah hati tercintanya.

Salam hangat

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "Cerita Fabel Tentang Kerukunan Bertetangga Oleh Kak Rasyid"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel