Iky dan Reina di Negeri Angin

Tolongtangtugas- Di hari minggu ini kak Rasyid ingin berbagi cerpen anak, berjudul Iky dan Reyna. Cerpen ini berkisah petualangan dua anak yang ingin menolong suatu negeri yang dilanda kekeringan. 

Nah, jangan lama-lama lagi kak, buruan cerpenna ingin kita baca! Baiklah ini dia cerpennya. Selamat membaca!


Iky dan Reina di Negeri Angin

Cerpen Iky dan Reina di Negeri Angin
tolongtangtugas.web.id

Sawah-sawah nampak kering. Tidak ada air yang terlihat disana. Tanaman warga menguning, bahkan beberapa daunnya berjatuhan. Sudah sejak 3 bulan ini hujan tak kunjung tiba.

Beberapa warga sangat sulit mendapatkan air. Mereka harus membuat sumur kecil di pekarang rumah untuk mendapat sumber mata air, walau tidak begitu besar. Bagi warga, yang penting bisa diminum.

Kekeringan yang melanda Negeri Angin membuat warganya jarang membersihkan badan. Kadang-kadang warga disana 3 hari sekali baru bisa mandi. Akibat kurangnya menjaga kebersihan, warga Negeri Angin banyak terserang penyakit kulit.

Kabar Negeri Angin yang kekeringan didengar Iky dan Reina. Mereka nampak berempati pada warga Angin. Iky dan Reina memutuskan membantu mereka. Keduanya pun berpamitan pada Raja dan ratu Matahari, ayah dan ibu meraka.

"Ayah, Iky dan Reina ingin sekali membantu warga Angin yang sedang kekeringan, apakah ayah dan ibu mengijinkan kami membantunya?" tanya mereka.

"Ayah dan dan Ibu mengijinkan kalian, anakku." Jawab Raja Matahari.

Mereka begitu bahagia mendapat izin orangtuanya. Keduanya pun membuat alat pemanggil hujan. Hari berganti, seminggu lamanya mereka membuat alat ajaib untuk Negeri Angin.

Iky dan Reina adalah anak-anak tersohor cerdas. Mereka sangat jenius dalam dunia Sains. Entah berapa alat ajaib yang keduanya buat, semuanya terbukti mujarap mengatasi masalah.

"Hmmm, akhirnya alat ini selesai, Rein!" kata Iky.

"Iya, aku tidak sabar menolong warga Negeri Angin dengan alat ini!" jawab Reina.

Iky dan Reina berangkat dengan alat ajaib buatannya. Mereka terbang dengan sepeda roket antara. Sepeda itu terlihat keren, hanya Iky dan saudaranya yang memilikinya. 

Dalam perjalanan ke Negeri Angin, Iky dan Reina terlihat bergembira sekali. Jauhnya perjalanan pun tidak terasa dengan perasaan gembiranya. Alat pemanggil hujan ingin segera diaktifkan.

"Iky, aku tidak sabar menggunakan alat ini!" kata Reina.

"Aku yakin, Rein. Alat ini akan menolong warga disana. Aku juga tidak sabar ingin menolong warga Angin." Jawab Iky.

"Oya, kita nanti akan mendarat dimana?" tanya Reina di udara.

"Tenang, saja. Nanti kita akan mendarat di di rumah pak Ugi." Saut Iky.

"Pak Ugi yang mana?" lanjutnya.

"Pak Ugi Manu. Masak kamu tidak ingat dengan dia. Dulu pak Ugi pernah menemui ayah di kerajaan Matahari.!" pungkas Iky.

"Oh, pak Ugi itu. Baiklah."

Keduanya pun mendarat selamat dengan sepeda roketnya. Pak Ugi menyambut Iky dan Reina dengan ramah. Keluarga pak Ugi sangat sederhana. Dia mempunyai seorang anak laki-laki bernama Uci.

Iky dan Reina menyampaikan niat baiknya pada Uci dan pak Ugi. Mereka meminta membawa keduanya ke tanah lapang yang cukup luas untuk menghidupkan alat pemanggil hujan ajaib.

Uci pun bersedia mengantar Iky dan Reina ketempat yang diminta. Tak disangka, tempat itu berada di tengah pemukiman warga Angin. Saat itu, Uci membawa keduanya dengan berjalan kaki. Nampak di kanan kiri jalan yang mereka lewati, sawah-sawah memang kering. Dedaunan banyak berguguran.

Warga negeri Angin begitu kebingungan mencari air bersih. Kabar kekeringan yang didengar dua anak penolong itu ternyata benar adanya. Putera-puteri raja Matahari pun menyaksikan sendiri keadaan warga Angin.

Beberapa warga yang kenal Reina dan Iky menyapa mereka.

"Raden Iky, ada apa raden kemari? kami sedang mengalami kekeringan. Tidak ada yang bisa kami berikan pada Raden." Kata seorang warga Angin.

"Tidak, pak. Kami tidak ingin meminta sesuatu, malah kami ingin membantu warga Angin dengan alat ini (menunjukkan alat ajaib penurun hujan)!" Jawab Iky.

Warga tersebut sedikit kaget. Masak ada alat penurun hujan, tanyanya dalam hati. Walaupun begitu, si warga Angin menaruh harapan pada sang Raden dari negeri Matahari tersebut.

Tak terasa, Iky, Uci dan Reina sampai di tanah lapang yang dituju. Warga yang mendengar alat penurun hujan dari Iky mengajak warga lain ke tempat itu pula. Warga Angin nampaknya menaruh harapan pada pada Iky dan Reina.

Alat ajaib pun dihidupkan. Saat itu terdengar bunyi aneh.

"Cuing, cuing, cuing!" Alatnya berbunyi.

"Para warga, tolong menjauh sedikit agar alatnya bekerja dengan baik." Perintah Iky.

Alat itu meluncurkan cahaya biru ke langit. Cahayanya terlihat sekali sampai beberapa warga Angin silau dibuatnya.

Alat pemanggil hujan buatan Iky dan Reina bekerja dengan baik. Cahaya biru yang meluncur ke atas langit ternyata membentuk awan-awan. Awan itu seketika menggumpal dan menghitam, seperti menandakan akan segera turun hujan.

Entah dengan cara apa menjelasakannya. Para warga banyak yang terkejut melihatnya. Langit Negeri Angin dalam beberapa saat menjadi tertutup awan hujan. Alat ajaib Iky dan Reina sepertinya memang menjadi penolong warga Angin yang kekeringan.

Hujan pun turun begitu derasnya. Negeri Angin kini mendapatkan air dicari-cari. Warganya nampak gembira, berterima kasih pada Iky dan Reina. Sorak-sorak ria warga begitu ramai terdengar kala itu. Turunnya hujan menjadi tangis kegembiraan. Kedua anak raja Matahari, Iky dan Reina, juga nampak terlihat bergembira bersama warga. Mereka begitu senang bisa membantu warga Angin.

Selesai

Jika kalian ingin membaca cerpen anak lainnya, silahkan baca cerpen usop dan yasop.

Selamat membaca ...!

Berlangganan update artikel terbaru via email:

8 Komentar untuk "Iky dan Reina di Negeri Angin"

  1. Mantap mas, prilaku tokoh diatas sangat bagus dijadikan contoh dalam hidup tolong menolong.

    BalasHapus
  2. Iky & Reyna memiliki sifat yang terpuji, mereka pintar dan tidak sombong pada sesama...

    Kepedulian Iky & Reyna terhadap sesama, membuat masyarakat semakin percaya....

    Cerpen yg inspiratif...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah membaca cerpen iky dan reina ini, mas nurdin.

      Harapan saya, anak-anak yang membaca cerpen ini, bisa mengambil amanat di dalam ceritanya.

      Amiin

      Hapus
  3. Sesungguhnya sebaik-baiknya manusia adalah ia yang bisa memberikan manfaat bagi banyak orang..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, betul sekali mas Deni. Sama seperti cerita tokoh dalam cerpen di atas.

      Hapus
  4. Wahhh bagus sekali. Tulisannya sangat mudah dipahami untuk seorang anak, semoga saya bisa belajar dari kak rasyid hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih pujiannya ..

      Semoga menjadi referensi bacaan yang bagus bagi kamu dan adik-adik dirumah.

      Hapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel