Nono si Kelinci Penolong – Cerita fabel

Tolongtangtugas – Salam hangat untuk pembaca setia cerita fabel di blog ini. Sehat selalu untuk kalian di sana.

Kak  Rasyid senang kalian bisa betah menyimak cerita-cerita fabel yang kakak tulis.

Untuk itu, kali ini kak Rasyid akan menulis cerita fabel lagi untuk kalian. Semoga terhibur, ya.

Cerita ini akan memakai tokoh seekor kelinci sebagai tokoh utamanya. Dia adalah hewan yang periang, pekerja keras dan suka membantu hewan lain yang sedang kesusahan.

Seperti pada fabel-fabel sebelumnya, terdapat pesan moral di akhirnya ceritanya nanti. Jadi, jangan sampai terlewat membacanya.

Simak cerita lengkapnya di bawah ini:

Kelinci Penolong
Hari mulai gelap. Rerumputan nampak kabur saat dilihat oleh kawanan hewan di Padang Rumput Savana.

Jika sudah begitu, tandanya mereka harus segera pulang kerumah masing-masing. Mereka harus beristirahat, membaringkan badan di tempat tidurnya.

Fabel kelinci penolong

Sejak pagi tadi hewan-hewan begitu rianya mencari makanan sambil bermain di padang itu. Lolo salah satunya.

Dia begitu senang karena berhasil mengumpulkan banyak makanan. Bersama tiga kawan kancil lainnya, Lolo mengumpulkan makanan hari itu.

Ada banyak sekali makanan yang berhasil dikumpulkan Lolo. Ada timun, wortel, kubis dan yang lainnya.

Senasib dengan kancil dan teman-temannya tadi, Nono si kelinci juga tampak gembira. Dia banyak sekali mengumpulkan wortel.

Nono sampai ngos-ngosan membawa makanan yang ia kumpulkan. Tapi walaupun begitu, dia senang dengan hasil kerja kerasnya.

Nono juga dikenal sebagai pribadi yang murah hati diantara kawanan hewan. Kancil-kancil yang kenal pada Nono telah lama mengetahui hal itu. Tidak heran, si kelinci pemurah ini disenangi para hewan.

Haripun gelap. Nono, Lolo dan teman-temannya beristirahat di rumah mereka. Supaya esok pagi bisa beraktivitas dengan semangat.

Sementara itu saat mereka beristirahat, kemalangan sedang menimpa seekor burung di luar sana. Nono, Lolo dan para hewan belum mengetahui hal itu.

Hewan itu bernama Yuyu. Dia adalah burung puyuh yang tinggal sebatang kara.

Rumah Yuyu cukup jauh dari tempat tinggal si kelinci dan kancil. Oleh karena itu, kabar kemalangan burung puyuh tersebut belum terdengar oleh para hewan.

Yuyu sedang sakit dan tidak bisa berjalan jauh untuk mencari makan dan bermain seperti yang lainnya. Jumlah makanan yang dia milikipun semakin menipis.

Burung malang itu bingung. Bagaimana caranya makan nanti jika persediaan makanannya habis. Ditambah lagi, ia sedang sakit dan tidak bisa kemana-mana.

Dalam kondisi itu, Yuyu perlahan memaksa menutup matanya. Hari kian larut malam. Berharap besok sembuh agar bisa mencari makanan kembali.

Namun, jika kondisinya tetap sakit, dia berharap ada yang memberikan pertolongan padanya. Setidaknya untuk ia makan dua sampai tiga hari kedepan.

Keesokan harinya, matahari bersinar begitu cerah. Seakan memberi sapa pada hewan-hewan yang beranjak dari tidur mereka.

Nono, Lolo dan kawannya bersiap memulai aktivitas. Mereka berangkat mencari makanan kembali di padang rumput Savana.

Hari itu mereka berjalan cukup jauh. Hari itu cukup sulit mengumpulkan makanan untuk dibawa pulang. Mereka terpaksa harus lebih keras mencarinya.

Setelah berjalan cukup jauh, Nono yang menoleh kesana-kemari untuk mencari makanan, tiba-tiba melihat rumah kecil yang tampak sepi.

Kelinci baik hati itupun menghampiri. “Mungkin di sana ada penghuninya.” Gumamnya.

Tak disangka. Pintu rumah itu tidak dikunci. Nono dapat leluasa melihat kedalam isi rumah. Sesaat setelah itu, ia melihat seekor burung puyuh tergeletak lemas di atas tempat tidurnya.

Burung puyuh yang tinggal sebatangkara itu terlihat tidak bergerak. “Hai, burung. Boleh aku masuk?” Tanya Nono.

Namun, sapaan kelinci itu tidak dijawab oleh si burung puyuh. Burung itu tetap tidak bergerak dari tempat tidurnya.

Setelah berulang kali menyapa, Nono akhirnya memberanikan diri masuk kedalam rumah. Dia khawatir pada si burung.

Dan benarlah. Yuyu si burung puyuh ternyata pingsan di tempat tidurya. Ia lemas karena tidak bisa makan.

Nono yang baik akhirnya membantu Yuyu yang sedang sakit. Dengan sabar kelinci penolong itu mengambilkan makanan untuk Yuyu dan merawat Yuyu kala itu.

Nono si kelinci penolong kemudian memanggil Lolo dan kawannya untuk membantu Yuyu. Mereka kompak mencarikan bahan makanan untuk burung puyuh yang malang.

Beruntunglah nasib Yuyu. Ia selamat berkat bantuan Nono si kelinci dan kawannya. Yuyu, Nono, Lolo akhirnya berteman baik meskipun rumah mereka berjauhan.

-Tamat-

Pesan moral yang dapat diambil dari cerita fabel di atas adalah:
Belajarlah menolong sesama, walupun kita belum mengenalnya. Karena menolong sesama adalah bagian dari kebaikan.
Demikian cerita fabel kelinci penolong yang kak Rasyid buat kali ini. Sampai jumpa pada cerita fabel selanjutnya.

Jika kamu ingin membaca cerita fabel lainnya, silahkan kamu baca ini;



Salam hangat
Kak Rasyid

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "Nono si Kelinci Penolong – Cerita fabel"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel